Les Privat Murah
Belajar Lebih Mudah Dan Murah Bersama Kami
Berhitung merupakan bagian dari matematika terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Bagi anak usia dini, kemampuan berhitung disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya. Karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.
Kegiatan berhitung disebut pula kegiatan untuk menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkannya dengan benda-benda konkret. Pada anak usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh, sedangkan pada usia 5 sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus. Dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang juga sebagai dasar pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan mengikuti pendidikan dasar bagi anak.
Tujuan Pembelajaran Berhitung
Secara umum berhitung permulaan pada anak bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Semantara itu, secara khusus berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar. Sehingga, anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang lebih tinggi, memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuai peristiwa yang terjadi di sekitarnya, dan memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan. Jadi, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini yaitu untuk melatih anak berpikir logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.
Prinsip-prinsip Berhitung
Menurut Depdiknas (2000: 8) mengemukakan prinsip-
prinsip dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-kanak yaitu,
permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung
benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami melalui pengamatan
terhadap alam sekitar dan melalui tingkat kesukarannya, misalnya dari konkrit
ke abstra k, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
Permainan berhitung akan berhasil jika anak diberi kesempatan berpartisipasi
dan dirangsa ng untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri. Permainan
behitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta
kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai
denganbenda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan
tidak membahayakan. Selain itu bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep
berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil
contoh yang terdapat di lingkungan sekitar.
Lebih lanjut Yew (dalam Susanto, 2011:103)
mengungkapkan beberapa prinsip dalam mengajarkan berhitung pada anak,
diantaranya membuat pelajaran yangmenyenangkan, mengajak anak terlibat secara
langsung, membangun keinginan dan kepercayaan diri dalam menyesuaikan berh
itung, hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya, fokus pada apa yang anak
capai. Pelajaran yang mengasyikan dengan melakukan aktivitas yang menghubungkan
kegiatan berhitung dengan kehidupan sehari-hari. Dari prinsip-prinsip
berhitung, dapat disimpulkan bahwa untuk anak usia dini yakni dengan
pembelajaran secara langsung yang dilakukan oleh anak didik melalui permainan
yang diberikan secara bertahap, menyenangkan bagi anak didik dan tidak
memaksakan kehendak guru dimana anak diberi kebebasan untuk berpartisipasi atau
terlibat langsung menyelesaikan masalah-masalahnya.